Money Politic Mengerikan, Ada Amplop Ada Suara
Jakarta -
"Money politicnya mengerikan. Semuanya jor-joran demi
kepentingan kekuasaan. Kalau saya memilih mengutamakan kewajiban
substansial jadi tidak didasari atas dasar pragmatisme Rp 50 ribu," kata
Wakil Ketua DPR Taufik Kurniawan yang sempat ketar-ketir posisinya di Dapil Jateng VII nyaris tidak aman. Hal ini disampaikan Taufik kepada detikcom, Kamis (23/4/2014).
Pandangan senada disampaikan anggota Komisi III DPR dari Golkar Bambang Soesatyo yang juga maju dari dapil Jateng VII. Menurut Bambang, caleg baru jor-joran untuk meraih kursi di DPR.
"Money politic pada pemilu kali ini saya akui luar biasa. Terang-terangan sekali. Aparat tidak berdaya. Saya keluarkan pengumuman sayembara di koran lokal bagi yang menangkap tangan pelaku money politic dapat hadiah Rp 5 juta pun, nggak laku," kata Bambang.
"Caleg baru dan partai baru seperti kalap untuk dapat kursi. Puluhan miliar mereka tebar," imbuh Bambang.
Partai baru disebut Bambang juga jor-joran. Demi meraih hasil signifikan di Pileg.
"Jangan ditanya lagi, soal partai-partai baru. Mereka seperti tidak percaya diri. Mereka tebar ribuan amplop agar dipilih. Yang kalem, justru partai lama seperti PDIP, Golkar dan PPP. Caleg PAN, Wakil Ketua DPR Taufik Kurniawan juga pusing. Posisinya hingga kini belum aman," kata Bambang.
Dia memaparkan demokrasi di Indonesia sangat memprihatinkan. Transaksi politik di mana-mana.
"Demokrasi kita benar-benar sudah rusak. Hingga H-2 pileg, transaksi langsung terjadi hingga ke pelosok-pelosok desa. Ada amplop ada suara. Awalnya tim saya juga mendesak agar saya ikut masuk dalam permainan kalau mau menang. Mengingat caleg-caleg pusat dari partai-partai lain sudah membombardir amplop. Saya bilang, tidak," kata Bambang yang akhirnya lolos ke Senayan ini.
Pandangan senada disampaikan anggota Komisi III DPR dari Golkar Bambang Soesatyo yang juga maju dari dapil Jateng VII. Menurut Bambang, caleg baru jor-joran untuk meraih kursi di DPR.
"Money politic pada pemilu kali ini saya akui luar biasa. Terang-terangan sekali. Aparat tidak berdaya. Saya keluarkan pengumuman sayembara di koran lokal bagi yang menangkap tangan pelaku money politic dapat hadiah Rp 5 juta pun, nggak laku," kata Bambang.
"Caleg baru dan partai baru seperti kalap untuk dapat kursi. Puluhan miliar mereka tebar," imbuh Bambang.
Partai baru disebut Bambang juga jor-joran. Demi meraih hasil signifikan di Pileg.
"Jangan ditanya lagi, soal partai-partai baru. Mereka seperti tidak percaya diri. Mereka tebar ribuan amplop agar dipilih. Yang kalem, justru partai lama seperti PDIP, Golkar dan PPP. Caleg PAN, Wakil Ketua DPR Taufik Kurniawan juga pusing. Posisinya hingga kini belum aman," kata Bambang.
Dia memaparkan demokrasi di Indonesia sangat memprihatinkan. Transaksi politik di mana-mana.
"Demokrasi kita benar-benar sudah rusak. Hingga H-2 pileg, transaksi langsung terjadi hingga ke pelosok-pelosok desa. Ada amplop ada suara. Awalnya tim saya juga mendesak agar saya ikut masuk dalam permainan kalau mau menang. Mengingat caleg-caleg pusat dari partai-partai lain sudah membombardir amplop. Saya bilang, tidak," kata Bambang yang akhirnya lolos ke Senayan ini.
0 komentar:
Posting Komentar